Kali ini saya akan membahas tentang apa itu eSIM tapi yang saya maksud ini bukan elektronik SIM (surat ijin mengemudi) ya, yang saya maksud adalah embedded Subscriber Identity Module atau jika dalam bahasa yang lebih mudahnya SIM card seluler yang tertanam dalam sebuah perangkat elektronik.
Seperti kita ketahui sekarang ini pada umunya ada 3 jenis kartu SIM yang biasanya digunakan pada perangkat telepon seluler yaitu Mini-SIM, Micro-SIM dan Nano-SIM. Beberapa waktu lalu (awal oktober 2017) google lewat perangkat smartphone google pixel 2 dan Pixel 2 XL membenamkan teknologi eSIM di perangkat tersebut. Sehingga banyak orang yang penasaran dan mencari tahu tentang apa itu ESIM (embedded Subscriber Identity Module).
Sebenarnya eSIM ini sama saja dengan SIM card pada umumnya yaitu untuk menerima jaringan dari operator seluler. Teknologi SIM card semakin kesini semakin maju, perlu diketahui juga jika dahulu bentuk dari SIM card itu sangat besar sama dengan kartu credit atau kartu ATM. Terkahir kali saya melihat perangkat yang menggunakan SIM card ukuran penuh tersebut (sebesar kartu ATM) pada handphone motorola startac keluaran tahun 1999.
Jadi ketika beli kartu perdana itu kan kita harus memotong bagian kecilnya untuk dimasukan ke handphone, nah jika di motorola startac ketika beli kartu perdana itu kita tinggal buka bungkusnya dan langsung dimasukan seluruh bagian sim card ke handphone tanpa harus memotongnya terlebih dahulu.
Perbedaan ukuran dari SIM card, Mini-SIM, Micro-SIM, Nano-SIM dan eSIM
Gambar perbedaan ukuran sim card
Karena SIM card ukurannya dianggap terlalu besar jadi dibuatlah Mini-SIM di tahun 1996 yang ukurannya jauh lebih kecil, kemudian muncul lagi Micro-SIM yang ukurannya lebih kecil yang diperkenalkan sekitar tahun 2003 namun baru populer di Indonesia sekitar tahun 2010. Kemudian muncul lagi nano SIM di tahun 2012 yang populer di smartphone android tahun 2015an hingga saat ini. Sedangkan untuk eSIM sendiri ukurannya semakin kecil menjadi sekitar 5mm X 5mm.
Karena ukuran eSIM yang sangat kecil tersebut mungkin akan membuat pengguna kesulitan jika harus menyimpan benda dengan ukuran 5mm tersebut. Sehingga eSIM ini langsung dibenamkan pada perangkat elektronik, tidak dijual terpisah seperti ketika membeli kartu perdana SIM card biasa. Lalu bagaimana dengan pemilihan operatornya?
Uniknya di eSIM ini jika ingin berganti nomor atau berganti operator kita tidak perlu mengganti SIM card nya. jadi si eSIM ini punya terknologi bernama Remote Provisioning jadi ketika kita mau berganti operator kita bisa lansung menggantinya di pengaturan, seperti misalnya kalo dipake di smartphone kita bisa menekan di ke nomor tertentu sehingga operator akan berganti.
Pada demo penggunaan eSIM yang dilakukan di Mobile World Congress, Thomas Henze, Direktur dari Program eSIM dari Deutsche Telekom memperagakan cara mengaktifkan eSIM dari operator seluler hanya dengan melalui pemidaian sebuah kertas dari operator, dan eSIM pun langsung aktif.
Jadi nantinya memang teknologi ini sudah diberlakukan jika ingin meaktifkan kartu telkomsel misalnya, kita tinggal memindai atau memotret kode aktivasi untuk mengaktifkan nomor dari operator, setelah itu kita bisa mengaktfikan nomor operator lain semisal XL dan operator-operator lainnya hanya dari 1 smartphone. Ketika ingin berganti-ganti mana operator yang aktif kita tinggal setting saja di smartphonenya. Tentu ini akan sangat memudahkan kita.
Tapi eSIM ini juga tidak hanya untuk smartphone melainkan untuk perangkat elektronik lainnya. Sehingga eSIM ini sejalan dengan program IOT yang sedang banyak didengungkan oleh berbagai negara, dimana program ini sendiri mendorong semua pembuat barang elektronik agar barang elektronik buatanya dapat terhubung ke internet, seperti televisi, laptop, jam, bahkan rice cooker sekalipun. Dan perlu diketahui juga eSIM sendiri sudah lebih dahulu ada di perangkat yang bukan smartphone yaitu di perangkat jam tangan pintar atau smartwatch dari Samsung yaitu samsung Gear S3 versi LTE dan juga smartwatch dari Apple yaitu apple Watch Series 3.
Namun sepertinya teknologi eSIM ini masih akan lama untuk diberlakukan di Indonesia. Bahkan baru-baru ini pemerintahan Indonesia baru saja menetapkan peraturan aktivasi SIM card menggunakan NIK dan KK. Jadi mungkin untuk beralih dari teknologi SIM card ke eSIM sepertinya harus menunggu beberapa tahun ke depan sampai banyaknya perangkat elektronik yang mendukung internet.